BUDIDAYA LAMUN
Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang sudah menyesuaikan diri untuk
hidup terbenam di dalam air laut. Lamun hidup di perairan dangkal yang
agak berpasir dan sering pula dijumpai hidup pada terumbu karang.
Kadang-kadang lamun membentuk komunitas yang lebat sehingga merupakan
padang lamun yang cukup luas (seagrass bed). Dasar habitat padang lamun
adalah perairan yang dangkal, cerah serta memiliki substrat yang lunak,
serta diperlukan adanya sirkulasi air yang membawa bahan nutrien dan
sisa-sisa metabolisme.
Komunitas padang lamun di perairan pesisir mempunyai manfaat baik secra
ekonomis maupun ekolois. Secara ekonomis lamun banyak dimanfaatkan
sebagai bahan makanan ternak, pupuk, bahan kerajinan, obat dan di
beberapa tempat dikonsumsi sebagai bahan pangan. Secara ekologis lamun
merupakan tempat pemijahan (spawning ground), tempat asuhan (nursery
ground) dan sebagai tempat ruaya berbagai jenis ikan dan organisme laut
lainnya. Salah satu kawasan pesisir yang mempunyai komunitas padang
lamun adalah pantai Sanur, Bali.
Sanur merupakan laguna dari sistem terumbu tepi selatan pulau Bali yang
terbentang lebih dari 8 km. Pada beberapa tempat lebar laguna bisa
mencapai 700m. Substrat dasar laguna terbentuk ari akumulasi cangkang
foraminifera serta materi biogenik lainnya. Dasar laguna ditumbuhi oleh
delapan jenis lamun yang membentuk hamparan lamun yang luas.
Bagi masyarakat setempat, pantai Sanur memiliki peranan yang sangat
penting, selain tempat pariwisata, nelayan setepat juga memanfaatkan
pantai sanur sebagai tempat mencari ikan, udang dan kerang-kerangan yang
dipanen langsung dari padang lamun tersebut untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
Morfologi Umum Tumbuhan Lamun
Lamunmerupakan tumbuhan berbunga. Sebagai tumbuhan yang memiliki
pembuluh, lamun secara struktural dan fungsional memiliki kesamaan
dengan tumbuhan daratan.
Lamun memiliki akar rhizoma yang kuat. Akar ini berfungsi sebagai
jangkar dan penyerap nutrien dari substrat. Semua lamun
memproduksirambut akar, kelimpahan rambut akar ini bervariasi pada
setiap spesies.
Lamun memiliki daun-daun tipis memanjang seperti pita yang mempunyai
saluran-saluran air. Bentuk daun seperti ini memaksimalkan difusi gas
dan nutrien antar daun dan air jug amemaksimalkan proses fotosintesis di
permukaan daun.
Sebagian besar lamun berumah dua, artinya dalam satu tmbuhan hanya ada
bunga jantan saja atau betina saja. Sistem pembiakan lamun melalui
penyerbukan di dalam air., selain itu lamun mampu berkembang biak secara
vegetatif melalui akar rhizoma dan pertumbuhan batang tegak baru.
Klasifikasi dan Sebaran Lamun
Di
Indonesia sampai saat ini tercatat ada 12 spesies lamun. Kedua belas
jenis lamun ini tergolong pada tujuh genus. Ketujuh genus ini terdiri
dari tiga genus dari famili Hidrocharitaceaeyaitu Enhalus, Thalassia dan
Halophila dan empat genus dari famili Potamogetonaceae yaitu
Syringodium, Cymodocea, Halodule dan Thalassodendron.
Klasifikasi tumbuhan lamun yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut :
Divisi : Anthophita
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Monocotyledoneae
Ordo : Helobiae
Famili : Potamogetonaceae
Genus : Halodule
Spesies : Halodule pinifolia
Spesies : Halodule uninervis
Genus : Cymodocea
Spesies : Cymodocea rotundata
Spesies : Cymodocea serulata
Genus : Syringodium
Spesies : Syringodium isoetifolium
Genus : Thalassodendron
Spesies : Thalassodendron ciliatum
Famili : Hydrocharitaceae
Genus : Enhalus
Spesies : Enhalus acoroides
Genus : Thalassia
Spesies : Thalassia hemprichii
Genus : Halophila
Spesies : Halophila spinulosa
Spesies : Halophila decipiens
Spesies : Halophila minor
Spesies : Halophila ovalis
Lamun tumbuh di perairan dangkal di daerah intertidal, namun
mereka tampak sangat melimpah di daerah sublitoral. Jumlah spesiesnya
lebih banyak terdapat di daerah tropik daripada di daerah ugahari.
Dari 12 genus lamun di dunia, 7 genus merupakan lamun tropis
yaitu : Enhalus, Thalassia, Halophila, Halodule, Cymodocea,
Syringodium, Thalassodendron dan 5 genus lamun subtropis yaitu :
Zostera, Phillospadix, Heterozostera, Posidonia, Amphibolis. Dari 7
genus lamun tersebut, terdapat beberapa yang mampu hidup sapai pada
daerah subtropis bahkan di daerah ugahari, yaitu Halophila ovalis dan
Syringodium isoetifolium, dan beberapa mampu hidup terbatas hanya pada
daerah subtropisyaitu Cymodocea nodosa, Cymodocea angustata dan
Thalassodendron pachirhizum.
Komunitas Padang Lamun
Komunitas biotik adalah kumpulan populasi yang hidup dalam daerah atau
habitat fisik tertentu, hal tersebut merupakan satuan yang terorganisir
sedemikian sehingga komunitas biotik tersebut mempunyai sifat-sifat
tambahan terhadap komponen-komponen individu dan fungsi-fungsi sebagai
suatu unit melalui transfer metabolik yang bergandengan.
Ada lima karakteristik yang memebentuk komunitas yang dapat dipelajari
dan diukur yaitu : 1) Keanekaragaman jenis, 2) Bentuk dan struktur
pertumbuhan, 3) dominansi, 4) kelimpahan jenis dan 5) struktur tropik.
Kelima faktorntersebut juga disebut karakteristik komunitas.
Keanekaragaman adalah suatu keragaman atau perbedaan diantara
anggota-anggota suatu kelompok. Suatu populasi mungkin beragam dari
struktur umur, fase perkembangan atau dari segi genetik
individu-individu penyusunnya. Dalam ekologi, keanekaragaman biasanya
mengarah pada keanekaragaman jenis. Suatu komunitas dikatakan mempunyai
keanekaragaman tinggi jika terdapat jenis yang melimpah secara merata.
Jika komunitas disusun dari sejumlah kecil jenis yang melimpah maka
keanekaragaman jenis dalam komunitas tersebut rendah.
Kemerataan disebut juga sebagai keseimbangan dari komposisi individu
tiap jenis. Jika kemerataan mendekati minimum maka dalam komunitas
tersebut terjadi dominansi jenis. Sebaliknya jika kemerataan mendekati
maksimum maka komunitas tersebut memiliki kondisi yang relatif stabil.
Diantara organisme-organisme pembentuk komunitas, hanya beberapa jenis
yang memperlihatkan pengendalian nyata dalam memfungsikan keseluruhan
komunitas. Kepentingan organisme dalam komunitas tidak ditentukan oleh
posisi taksonominya, tetapi oleh jumlah, ukuran, produksi dan hubungan
lainnya. Tingkat kepentingan jenis biasanya dinyatakan dengan indeks
dominansi. Jenis dominan mengendalikan struktur dan komposisi jenis dari
suatu komunitas dengan mempengaruhi faktor-faktor kimia dan fisika
seperti temperatur, ketersediaan cahaya dan nutrien. Hilangnya jenis
dominan akan menimbulkan perubahan-perubahan penting, tidak hany apada
komunitas biotik tapi berpengaruh juga pada lingkungan fisik.
Peran Ekologis Lamun
Lamunmerupakan tumbuhan autotrof yang dapat melakukan
fotosintesis. Lamun dapat memfiksasi sejumlah karbon organik dan
sebagian besar memasuki rantai pakan baik melalui pemangsaan langsung
oleh herbivora maupun melalui proses dekomposisi. Materi lamun yang
putus dan tanaman yang tumbang dihanyutkan arus ke lingkungan
sekekliling, Den Hartog, (1976) in Hutomo, (1985) memperkirakan bahwa
serasah yang diproduksi oleh lamun mungkin membantu meningkatkan
kelimpahan fito dan zooplankton di permukaan terumbu karang. Oleh
karenanya lamun berperan sebagai produsen primer.
Peran yang lain yaitu sebagai habitat biota, dengan
memberikan perlindungan, tempat menetap serta tempat ruaya baik juvenil
maupun biota dewasa. Daun lamun mendukung sejumlah besar organisme
epifitik dengan suatu substrat yang cocok untuk penempelan. Selain hewan
menempel terdapat pula hewan bergerak yang hidup di perairan bawah
tajuk daun berupa ikan, udang, cumi-cumi dan hewan yang dapat hidup di
dalam sedimen.
Daun-daun lamun lamun memperlambat arus air dan gelombang,
memperbesar terjadinya sedimentasi dan menghambat tersuspensinya kembali
bahan organik dan anorganik. Rhizoma dan akar lamun menangkap dan
menggabungkan sedimen sehingga meningkatkan stabilitas permukaan di
bawahnya dan pada saat yang sama menjadikan air lebih jernih.
Hasil Pengamatan
Pengamatan dilakukan di pantai sanur, tepatnya di kawasan
renang Hotel Bali Hyaat. Data yang dibahas adalah data pengamatan lamun
pada tahun 2003 dan data pengamatan tahun 2007. Dari kedua data tersebut
akan diperoleh perbandingan keaadaan komunitas padang lamun di pantai
Sanur dari kedua waktu tersebut. Berikut disajikan hasil pengamatan
lamun di pantai Sanur.
Tabel 1. Kepadatan lamun dari tiap jenis lamun di pantai Sanur.
No Jenis Kepadatan (ind/m²) Kepadatan (ind/m²)
Tahun 2003 Tahun 2007
Famili Hidrocharitaceae
1 Enhalus acoroides 109 48
2 Thalasia hemprichii 127 67
3 Halophila ovalis 8 21
Famili Potamogetonaceae
4 Thalassodendron ciliatum 5 16
5 Syringodium isoetifolium 1 31
6 Cymodocea rotundata 10 28
7 Holodule uninervis 4 1
Total 264 212
Indeks ekologi yang digunakan yaitu indeks Keanekaragaman
(H’), Keseragaman (E), Dominansi (D). indeks ekologi ini digunakan untuk
melihat kestabilan struktur komunitas lamun.
Tabel 2. Indeks Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E), Dominansi (D)
Tahun 2003 2007
H' (Keanekaragaman) 1,55 1,60
E (Keseragaman) 0,85 0,57
D (Dominansi) 0,25 0,41
Kondisi Komunitas Padang Lamun
Secara umum, komunitas pantai Sanur tergolong pada komunitas
campuran dengan asosiasi Thalasia hemprichii, Enhalus acoroides,
Halophila ovalis dan diikuti oleh Cymodocea rotundata. Dari pengamatan
dinamika suksesi, asosiasi tersebut dianggap sebagai fase klimaks
(terminal stage), hal ini dicirikan dengan jumlah jenis Enhalus
acoroides dan Thalassia hemprichii tertinggi diantara jenis lain dan
kehadiran Halophila ovalis sebagai perintis dalam jumlah sedikit.
Komposisi jenis lamun di pantai Sanur dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 1. Grafik kom[posisi jenis lamun di pantai Sanur
Asosiasi komunitas di pantai Sanur ini bertahan dari tahun 2003 sampai
tahun 2007 dan dari hasil pengamatan kepadatan lamun diperoleh hasil
yang tidak berbeda jauh, hal ini bisa diartikan gangguan terhadap
komunitas padang lamun di pantai Sanur belum menunjukkan pengaruh
berarti.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !