DASAR-DASAR MANAJEMEN
“PENGARAHAN”
OLEH:
DIAN LEGIT (I1A210043)
Siti Fatima (i1a210057)
Taufik (i1a210051)
Muh. Suruji (i1a210049)
Masyitha zahrah (i1a208094)
Wanadiana (i1A210155)
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana di dalam manajemen
tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf,
sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi. Manajemen juga
diartikan sebagai suatu organisasi bisnis yang memfokuskan pada produksi
dan dalam banyak hal lain untuk menghasilkan suatu keuntungan
(Nursalam, 2003).
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan
mengokoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran
organisasi. Seorang manajer bekerja untuk suatu organisasi dan mengemban
tanggung jawab pencapaian tujuan-tujuan organisasi melalui pelayanan
profesional yang spesifik. Kepemimpinan mempunyai konsep yang lebih
luas. Setiap orang yang memiliki otoritas yang diakui dan memiliki
pengikut yang mengandalkan keahliannya untuk mencapai tujuan mereka
adalah seorang pemimpin. Lebih lanjut, setiap orang yang bertanggung
jawab untuk memberikan bantuan kepada orang lain juga disebut pemimpin.
Sebuah organisasi atau perusahaan harus siap menghadapi perubahan atau
pergeseran yang terjadi dan makin kompleksnya masalah-masalah yang
terjadi di lapangan. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi sebagai karyawan upaya mempercepat peningkatan
kesuksesan organisasi ini. Dampak dari perubahan itu, juga akan
mendorong organisasi untuk mengembangkan pengelolaan dan penanganan
sumber daya manusianya
dengan managemen yang tepat, Dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu
pelayanan, maka kinerja dari seluruh karyawan senantiasa dipacu untuk
ditingkatkan. sebagai anggota organisasi, yang merupakan jumlah terbesar
dari seluruh
karyawan yang ada tidak terlepas dari tuntutan ini.
Menurut Wijono (2000), mengartikan supervisi sebagai kegiatan yang
merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi,
mendorong, memperbaiki, memercayai, dan mengevalusi secara
berkesinambungan anggota secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan
danketerbatasan yang di miliki anggota.
Tugas supervisi adalah meningkatkan asuhan keperawatan melaluimelatih
staf dan pelaksanaan keperawatan, pengarahan/pengarahan dalam
melaksanakan kegiatan dan orientasi staf (Arwani,2004). Pengarahan
adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan
usaha-usaha organisasi. Pengarahan merupakan kegiatan dari salah satu
peran supervisor. Kegiatan pengarahan oleh supervisor bisa dilakukan
saat supervisi, delegasi, koordinasi dan evaluasi atau pengawasan
(Suarli & Bachtiar, 2009).
Menurut Arwani (2004), seorang supervisor juga harus memahami
prinsip–prinsip serta tehnik supervisi, memiliki sifat edukatif dan
suportif, dan mempunyai waktu yang cukup, sabar, dan selalu berupaya
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bawahan yang di supervisi.
Dengan kegiatan supervisi yang dilakukan oleh seorang supervisor, sebuah
organisasi diharapkan mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada
kliennya, pelaksanaan supervisi yang baik akan membantu terselenggaranya
pelayanan yang berkualitas yang pada akhirnya akan
meningkatkan citra organisasi itu sendiri.
Menurut Sitorus (2005) fungsi supervisor adalah 1) menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi staf dalam bekerja,2)mengembangkan rasa percaya
dan keterbukaan staf, 3) menggunakan tehnikwawancara agar terjadi
komunikasi dua arah, 4) mengumpulkan data secara terbuka dan obyektif
(berdasarkan standar), 5) menilai secara obyektif.
Organisasi yang tidak secara maksimal menerapkan fungsi pengarahan,
dapat mengakibatkan antara lain : karyawan kurang disiplin, karyawan
dalam bekerja tidak sesuai dengan standar operasional prosedur yang
telah ditetapkan, atau bahkan karyawan kurang bisa menghargai peran dan
fungsi supervisor.
Berdasarkan latar belakang diatas diperlukan suatu kajian tentang
Pengarahan Dan Peranannya Dalam Suatu Organisasi Agar Dapat Meningkatkan
Kualitas Suatu Manajemen.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut ”Bagaimana Peranan Pengarahan Dalam Suatu Organisasi”.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan gambaran tentang definisi pengarahan
2. Menjelaskan tentang fungsi pengarahan dalam suatu manajemen
3. Menjelaskan arti penting pengarahan dalam suatu manajemen.
D. Manfaat
Adapun manfaat makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah literatur tentang pengarahan dalam organisasi
2. Mengetahui fungsi pengarahan
3. Meningkatkan pemahaman tentang peranan pengarahan bagi manajemen
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare
yang berarti "mengendalikan," terutamanya "mengendalikan kuda" yang
berasal dari bahasa latin manus yang berati "tangan". Kata ini mendapat
pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti "kepemilikan kuda"
(yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda),
dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia.
Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Banyak
kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui
bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini
dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun
oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan
berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa memedulikan apa sebutan
untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan,
mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para
pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa
segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Piramida di Mesir.
Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang
yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan
mengontrol pembangunannya.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an
di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan
perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal
perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di
organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia,
kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian,
bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip
dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh Hanry
Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut,
orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau
isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja,
dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya. Daniel Wren
membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran
awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era moderen.
a. Pemikiran awal manajemen
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen.
Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith
menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam
bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh
organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian
pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan
menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan
bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan
khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti
dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri
menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka
mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa
pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan
(1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja,
(2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan
(3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen
adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai
dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat
pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus
yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer
ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan
permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas
kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain,
sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
b. Era manajemen ilmiah
Frederick Winslow Taylor.
Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari
kalangan insinyur—seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor,
Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson Manajemen ilmiah, atau dalam
bahasa Inggris disebut scientific management, dipopulerkan oleh
Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of
Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor
mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah "penggunaan metode ilmiah untuk
menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa
penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini
sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.
Henry Gantt yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company
menggagas ide bahwa seharusnya seorang mampu mandor memberi pendidikan
kepada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif.
Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut
sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol
pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan
suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil
menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap gerakan yang
dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan
setiap gerakan tersebut.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori
mengenai apa yang dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara
membentuk praktik manajemen yang baik.Pada awal abad ke-20, seorang
industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan lima fungsi
utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi,
dan mengendalikan.Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai
kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan
terus berlangsung hingga sekarang.[2] Selain itu, Henry Fayol juga
mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang
menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber.
Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai
birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja,
hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang
rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari
bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia
menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya
sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat
dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain
struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick
Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari
teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering
dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk
menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan
operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak
Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen
terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini
muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang
menugaskan penelitian tentang organisasi.
c. Era manusia social
Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral
school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen ilmiah. Mahzab
perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis
utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian studi
penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.
Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di
Pabrik Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero,
Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai
macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil
kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam
kerja, periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya
terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan
kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan
bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama
perilaku kerja individu.
Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan
ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative
Experience pada tahun 1924. Follet mengajukan suatu filosifi bisnis
yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi Konflik tanpa
kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang
pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan
mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan
kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika
kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan
seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The
Functions of the Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi
dalam rangka untuk merangsang orang lain memeriksa sifat sistem
koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi, Barnard
menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien".
Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan
efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia
memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu di mana kerjasama,
tujuan bersama, dan komunikasi merupakan elemen universal, sementara
pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan
perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori
"penerimaan otoritas" didasarkan pada gagasan bahwa bos hanya memiliki
kewenangan jika bawahan menerima otoritas itu.
d. Era moderen
Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total
(total quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh
beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards
Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di
Jepang.[9] Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam
kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia
menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima
langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat
ditingkatkan, (1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya
perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan
yang lebih baik atas waktu dan material
(2) produktivitas meningkat
3) market share meningkat karena peningkatan kualitas dan harga
(4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis
(5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80
persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat
dikontrol oleh manajemen. Ia merujuk pada "prinsip pareto." Dari
teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan
perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan
manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang
buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi, dan
diimplementasikan.
B. Teori manajemen
1. Manajemen ilmiah
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan
suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil
menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap gerakan yang
dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan
setiap gerakan tersebut. Gerakan yang sia-sia yang luput dari
pengamatan mata telanjang dapat diidentifikasi dengan alat ini, untuk
kemudian dihilangkan. Keluarga Gilbreth juga menyusun skema klasifikasi
untuk memberi nama tujuh belas gerakan tangan dasar (seperti mencari,
menggenggam, memegang) yang mereka sebut Therbligs (dari nama keluarga
mereka, Gilbreth, yang dieja terbalik dengan huruf th tetap). Skema
tersebut memungkinkan keluarga Gilbreth menganalisis cara yang lebih
tepat dari unsur-unsur setiap gerakan tangan pekerja.
Skema itu mereka dapatkan dari pengamatan mereka terhadap cara
penyusunan batu bata. Sebelumnya, Frank yang bekerja sebagai kontraktor
bangunan menemukan bahwa seorang pekerja melakukan 18 gerakan untuk
memasang batu bata untuk eksterior dan 18 gerakan juga untuk interior.
Melalui penelitian, ia menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak perlu
sehingga gerakan yang diperlukan untuk memasang batu bata eksterior
berkurang dari 18 gerakan menjadi 5 gerakan. Sementara untuk batu bata
interior, ia mengurangi secara drastis dari 18 gerakan hingga menjadi 2
gerakan saja. Dengan menggunakan teknik-teknik Gilbreth, tukang baku
dapat lebih produktif dan berkurang kelelahannya di penghujung hari.
2. Pendekatan kuantitatif
Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik
kuantitatif—seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau
simulasi komputer—untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan.
Sebagai contoh, pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu
mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya; analisis jalur kritis
(Critical Path Analysis) dapat digunakan untuk membuat penjadwalan kerja
yang lebih efesien; model kuantitas pesanan ekonomi (economic order
quantity model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum;
dan lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan
statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia II. Setelah
perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang digunakan
untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor
bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki "Whiz
Kids." Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada
pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan model
kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.
C. Pengertian Manajemen
Istilah manajemen berasal dari kata management (Bahasa Inggris),
berasal dari kata “to manage” yang artinya mengurus atau tata laksana.
Sehingga manajemen dapat diartikan bagaimana cara mengatur, membimbing
dan memimpin semua orang yang menjadi bawahannya agar usaha yang sedang
dikerjakan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Banyak ahli yang memberikan definisi tentang manajemen, diantaranya:
1. Harold Koontz & O’ Donnel dalam bukunya yang berjudul “Principles
of Management” mengemukakan, “Manajemen adalah berhubungan dengan
pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang
lain” (Dayat, n.d,p.6).
2. George R. Terry dalam buku dengan judul “Principles of Management”
memberikan definisi: “Manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas
perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan pelaksanaan dan pengawasan,
dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya” (Dayat, n.d,p.6).
3. Ensiclopedia of The Social Sciences
Manajemen diartikan sebagai proses pelaksanaan suatu tujuan tertentu yang diselenggarakan dan diarvasi.
4. Mary Parker Follet
Manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
5. Thomas H. Nelson
Manajemen perusahaan adalah ilmu dan seni memadukan ide-ide, fasilitas,
proses, bahan dan orang-orang untuk menghasilkan barang atau jasa yang
bermanfaat dan menjualnya dengan menguntungkan.
6. G.R. Terri,
Manajemen diartikan sebagai proses yang khas yang terdiri atas
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan
untuk menentukan dan usaha mencapai sasaran-sasaran dengan memanfaatkan
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
7. James A. F. Stoner
Manajemen diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengawasan upaya (usaha-usaha) anggota organisasi dan
menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
8. Oei Liang Lie
Manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian dan pengawasan sumber daya manusia dan alam, terutama
sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
D. Prinsip manajemen
Prinsip manajemen adalah dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat
pokok yang tidak boleh diabaikan oleh setiap manajer/pimpinan. Dalam
prakteknya harus diusahakan agar prinsip-prinsip manajemen ini hendaknya
tidak kaku, melainkan harus luwes, yaitu bisa saja diubah-ubah sesuai
dengan kebutuhan. Prinsip-prinsip manajemen terdiri atas :
1. Pembagian kerja yang berimbang
Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya kepada semua kerabat kerja,
seorang manajer hendaknya bersifat adil, yaitu harus bersikap sama baik
dan memberikan beban kerja yang berimbang.
2. Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas
Setiap kerabat kerja atau karyawan hendaknya diberi wewenang sepenuhnya
untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan mempertanggung jawabkannya
kepada atasan secara langsung.
3. Disiplin
Disiplin adalah kesedian untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata
(bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya) berdasarkan rencana, peraturan dan waktu (waktu kerja) yang
telah ditetapkan.
4. Kesatuan perintah
Setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu jenis
perintah dari seorang atasan langsung (mandor/kepala seksi/kepala
bagian), bukan dari beberapa orang yang sama-sama merasa menjadi atasan
para karyawan/kerabat kerja tersebut.
5. Kesatuan arah
Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin oleh seorang
atasan langsung serta didasarkan pada rencana kerja yang sama (satu
tujuan, satu rencana, dan satu pimpinan).
Jika prinsip ini tidak dilaksanakan maka akan timbul perpecahan
diantara para kerabat kerja/karyawan. Karena ada yang diberi tugas yang
banyak dan ada pula yang sedikit, padahal mereka memiliki kemampuan yang
sama (Dayat,n.d,pp.7-9).
manajemen adalah proses pencapaian tujuan melalui kerja orang lain.
Dengan demikian berarti dalam manajemen terdapat minimal 4 (empat) ciri,
yaitu:
1. Ada tujuan yang hendak dicapai
2. Ada pemimpin (atasan)
3. Ada yang dipimpin (bawahan)
4. Ada kerja sama.
D. Fungsi dan Tujuan Manajemen
Keberhasilan suatu kegiatan atau pekerjaan tergantung dari
manajemennya. Pekerjaan itu akan berhasil apabila manajemennya baik dan
teratur, dimana manajemen itu sendiri merupakan suatu perangkat dengan
melakukan proses tertentu dalam fungsi yang terkait. Maksudnya adalah
serangkaian tahap kegiatan mulai awal melakukan kegiatan atau pekerjaan
sampai akhir tercapainya tujuan kegiatan atau pekerjaan.
Pembagian fungsi manajemen menurut beberapa ahli manajemen, di antaranya yaitu :
1. Menurut Dalton E.M.C. Farland (1990) dalam “Management Principles and Management”, fungsi manajemen terbagi menjadi :
• Perencanaan (Planning).
• Pengorganisasian (Organizing).
• Pengawasan (Controlling).
2. Menurut George R. Ferry (1990) dalam “Principles of Management”, proses manajemen terbagi menjadi :
• Perencanaan (Planning).
• Pengorganisasian (Organizing).
• Pengawasan (Controlling).
• Pelaksanaan (Activating).
3. Menurut H. Koontz dan O’Donnel (1991) dalam “The Principles of Management”, proses dan fungsi manajemen terbagi menjadi :
• Perencanaan (Planning).
• Pengorganisasian (Organizing).
• Pengawasan (Controlling).
• Pengarahan (Directing).
Fungsi - Fungsi manajemen :
l) Fungsi perencanaan
Pada hakekatrya perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan yang
merupakan dasar bagi kegiatan-kegiatan/tindakan-tindakan ekonomis dan
efektif pada waktu yang akan datang. Pross ini memerlukan pemikiran
tentmg apa yang perlu dikerjakan, bagaimana dan di mana suatu kegiatan
perlu dilakukan serta siapa yang bertanggungjawab terhadap
pelaksanaannya.
2) Fungsi pengorganisasian
Fungsi Pengorganisasian dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan
hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, personalia dan faktor fisik agar
kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan disatukan dan diarahkan pada
pencapaian tujuan bersama.
3) Fungsi pengarahan
Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang menstimulir
tindakan-tindakan agar betul-betul dilaksanakan. Oleh karena
tindakan-tindakan itu dilakukan oleh orang, maka pengarahan meliputi
pemberian perintah-perintah dan motivasi pada personalia yang
melaksanakan perintah-perintah tersebut.
4) Fungsi pengkoordinasi
Suatu usaha yang terkoordinir ialah di mana kegiatan karyawan itu
harmonis. terarah dan diintergrasikan menuju tujuan-tujuan bersama.
Koordinasi dengan demikian sangat diperlukan dalam organisasi agar
diperoleh kesatuan bertindak dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
5) Fungsi pengawasan
Fungsi pengawasan pada hakekatnya mengatur apakah kegiatan sesuai
dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam rencana. Sehingga
pengawasan membawa kita pada fungsi perencanaan. Makin jelas. lengkap
serta terkoordinir rencana-rencana makin lengkap pula pengawasan.
E. Sarana manajemen
Man dan machine, dua sarana manajemen.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana
(tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang
ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money,
materials, machines, method, dan markets.
1. Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi.
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia
yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk
mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada
dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul
karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
2. Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai.
Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar
dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang
penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan
secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus
disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan
dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.
3. Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan
jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain
manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan
bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia
tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang
dikehendaki.
4. Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau
menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi
kerja.
5. Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya
pekerjaan manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara
pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai
pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang
tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu
diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak
mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan
memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap
manusianya sendiri.
6. Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan
(memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat
penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses
produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan
berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan
hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar
dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera
konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
F. Prinsip manajemen
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu
dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi
yang berubah.[rujukan?] Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori
manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini
terdiri dari:
1. Pembagian kerja (Division of work)
2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
3. Disiplin (Discipline)
4. Kesatuan perintah (Unity of command)
5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
7. Penggajian pegawai
8. Pemusatan (Centralization)
9. Hirarki (tingkatan)
10. Ketertiban (Order)
11. Keadilan dan kejujuran
12. Stabilitas kondisi karyawan
13. Prakarsa (Inisiative)
14. Semangat kesatuan, semangat korps
G. PENGARAHAN
1. Definisi Pengarahan
a. Pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan kualitas (DASAR-DASAR MANAJEMEN)
b. Pengarahan adalah keinginan untuk membuat orang lainuntuk mengikuti keinginannya. (KAMUS KOMPETISI)
c. Pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta
menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
d. Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain
mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau
kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan
jangka panjang perusahaan.
e. Saure dan dislaimer,Pengarahan merupakan petunjuk untuk melaksanakan
sesuatu,atau perintah resmi seseorang pimpinan kepada bawahannya berupa
petunjuk untuk melaksanakan sesuatu.
f. Pengarahan adalah suatu tindakan yang penjelasan,pertimbangan dan
bimbingan kepada petugas yang terlibat agar pelaksanaan tugas berjalan
dengan lancar.
g. Pengarahan yaitu memberi petunjuk dan menjelaskan tugas secara rinci
agar dapat terselesaikan dengan baik.(kamus lengkap bahasa indonesia).
h. Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang menstimulir
tindakan-tindakan agar betul-betul dilaksanakan. Oleh karena
tindakan-tindakan itu dilakukan oleh orang, yang melaksanakan
perintah-perintah tersebut..
i. Pengarahan adalah suatu tindakan maka.pengarahan meliputi pemberian
perintah-perintah dan motivasi pada personalia yang
penjelasan,pertimbangan dan bimbingan kepada petugas yang terlibat agar
pelaksanaan tugas berjalan dengan lancar.
j. Pengarahan adalah pelaksanaan audit pengarahan fungsi. Mengontrol:
kontrol kwantitatif dan kwalitatif, tanggung jawab atas kontrol,
standar, pengukuran.
2. Pengarahan Dan Pengembangan Organisasi (Komunikasi)
Tujuan utama pengarahan yaitu fungsi memberikan perintah atau arahan.
Selain itu juga termasuk kegiatan kepemimpinan, bimbingan, motivasi dan
pengarahan agar karyawan dapat bekerja dengan lebih efektif.
Pengarahan dan pengembangan organisasi dalam berkomunikasi merupakan hal
yang saling berkaitan karena dalam mengarahkan dan mengembangkan
organisasi sangat di butuhkannya komunikasi yang baik untuk membantu
kelancaran kegiatan organisasi. Komunikasi merupakan hal penting dalam
manajemen untuk menyampaikan perintah, informasi, berita, laporan maupun
dalam hal menjalin hubungan antara seseorang dengan orang lain.
Proses Komunikasi
a. Komunikator (giver) mempunyai ide yang merangsangnya/stimulus untuk disampaikan
kepada komunikan (receiver).
b. Ide dialihkan ke dalam lambang-lambang komunikasi
c. Lambang/simbol tersebut dikeluarkan melalui saluran
d. Simbol komunikasi dipersepsi, ditafsirkan, jika dimengerti, maka
e. Terjadi action/feed back/kelakuan dan timbullah interaksi.
3. Hambatan komunikasi
a. Hambatan sistematis adalah hambatan bahasa yang disebabkan kata-kata
atau kalimat yang dipergunakan yang artinya bermacam-macam.
b. Hambatan teknis adalah hambatan yang disebabkan oleh alat-alat teknis
yang dipergunakan kurang baik/rusak, misalnya mikropon kurang baik,
telepon kurang baik dll.
c. Hambatan biologis adalah hambatan yang ditimbulkan oleh kurang baiknya pendengaran/ucapan komunikator, misalnya tuli, gagu.
d. Hambatan physiologis adalah hambatan kejiwaan yang disebabkan oleh
perbedaan status, keadaan. Misalnya mahasiswa yang sedang ujian sidang.
e. Hambatan persepsi adalah hambatan yang disebabkan kurang mampunya
penangkapan, daya nalar komunikan dll, sehingga ia menafsirkan isi pesan
berbeda dengan apa yang dimaksudkan oleh komunikator.
3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta
menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
Fungsi pengarahan dinilai cukup hanya dengan mendefinisikan
kepemimpinan itu sendiri. Menurut kadarman, et.al (1996) kepemimpinan
dapat diartikan sebagai seni atau proses untuk mempengaruhi dan
mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan
yang hendak dicapai oleh kelompok. Kotter (1997), menurutnya tidak ada
definisi kepemimpinan yang diterima oleh semua orang, maka kepemimpinan
didefinisikan sebagai proses perpindahan atau pergerakan suatu grup atau
beberapa grup dalam arah yang sama tanpa paksaan. Kepemimpinan yang
efektif didefinisikan sebagai kepemimpinan yang menghasilkan pergerakan
dalam minat jangka panjang grupnya.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin
bertugas untuk memotivasi, mendorong dan memberikan keyakinan kepada
orang yang dipimpinnya dalam suatu entitas atau kelompok, baik itu
individu sebagai entitas terkecil subuah komunitas ataupun hingga skala
Negara, untuk mencapai tujuan sesuai dengan kapasitas kemampuan yang
dimilikinya.
Manajer dan fungsi pengarahan (managersand The f unction of leading ):
1. Menyediakan suatu visi.
2. Kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan umum.
3. Meliputi tidak hanya instruksi bagaimana cara menyelesaikan suatu
tugas tetapi insentif untuk melakukannya dengan tepat dan dengan cepat.
4. Untuk bisa efektip harus mempunyai prakarsa.
Suharsimi arikunto (1988) memberikan pengertian pengarahan
sebagaipenjelasan, petunjuk serta pertimbangan dan bimbingan terhadap
para petugas yang terlibat, baik secara structural maupun fungsional
agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan pengarahan
dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan:
a. Melaksanakan orientasi tentang pekerjaan yang akan dilakukan individu atau kelompok
b. Memberikan petunjuk umum d engan petunjuk khusus baik secara lisan
maupun tertulis,secara langsung ataupun tak langsung(Suharsimi, 1988).
H. Manajer
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran
organisasi.
Tingkatan manajer
Piramida jumlah karyawan pada organisasi dengan struktur tradisional,
berdasarkan tingkatannya.Pada organisasi berstruktur tradisional,
manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat
menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk
piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada
di puncak).
a. Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan
istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling
rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang
terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia
(supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer
departemen, atau mandor (foreman).
b. Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua
manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen
puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang
termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek,
manajer pabrik, atau manajer divisi.
c. Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah
executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi
perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top
manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information
Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan
pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini.
Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan
pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah,
berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan dengan
permintaan pekerjaan.
I. Peran manajer
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa
ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia
kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok[13].
yang pertama adalah peran antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan
kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini
meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung.
Yang kedua adalah peran informasional, meliputi peran manajer sebagai
pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. Yang
ketiga adalah peran pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai
seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan
perunding.
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas
yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.[13]
Keterampilan manajer
Gambar ini menunjukan keterampilan yang dibutuhkan manajer pada setiap tingkatannya.
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer
membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan
tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk
membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau
ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu
rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses
penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya
disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu,
keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat
rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan
keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang
lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang
persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang
dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan
akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap
terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada
tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat
yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk
menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program
komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
1. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk
menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan
contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai
manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa
ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka
gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit.
Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat
merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang
jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka
miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti
membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara
terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang
paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas
(top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan
keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan
mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya.
Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih
sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer
harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi
dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Etika manajerial
Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam
pekerjaan mereka. Ada tiga kategori klasifikasi menurut Ricky W.
Griffin:
a. perilaku terhadap karyawan
b. perilaku terhadap organisasi
c. perilaku terhadap agen ekonomi lainnya
Bidang manajemen
• Manajemen pergantian
• Manajemen komunikasi
• Manajemen constraint
• Manajemen biaya
• Manajemen hubungan pelanggan
• Manajemen harga pendapatan
• Manajemen enterprise
• Manajemen fasilitas
• Manajemen integrasi
• Manajemen pengetahuan
• Manajemen pemasaran
• Manajemen mikro
• Manajemen sakit
• Manajemen pandangan
• Manajemen procurement
• Manajemen program
• Manajemen projek
• Manajemen proses
• Manajemen produksi
• Manajemen kualitas
• Manajemen sumber daya manusia
• Manajemen risiko
• Manajemen keahlian
• Manajemen pengeluaran
• Manajemen rantai suplai
• Manajemen sistem
• Manajemen waktu
• Manajemen stress
• Manajemen strategis
• Manajemen keuangan
• Manajemen personalia
• Manajemen organisasi
• Manajemen Pertunjukan
• Manajemen Persiapan dan Pelaksanaan
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
a. Pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta
menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya
b. Menejer dan fungsi pengarahan yaitu menyediakan suatu visi, kemampuan
untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan umum, meliputi
tidak hanya instruksi bagaimana cara menyelesaikan suatu tugas tetapi
insentif untuk melakukannya dengan tepat dan dengan cepat, untuk bisa
efektif harus mempunyai prakarsa.
c. Komunikasi merupakan hal penting dalam manajemen untuk menyampaikan
perintah, informasi, berita, laporan maupun dalam hal menjalin hubungan
antara seseorang dengan orang lain.Proses Komunikasi dapat berupa
Komunikator (giver) mempunyai ide yang merangsangnya/stimulus untuk
disampaikan kepada komunikan (receiver).Ide dialihkan ke dalam
lambang-lambang komunikasi, Lambang/simbol tersebut dikeluarkan melalui
saluran, Simbol komunikasi dipersepsi, ditafsirkan, jika dimengerti,
maka terjadi action/feed back/kelakuan dan timbullah interaksi.
2. Saran
Makalah ini dibuat dengan sangat sederhana. Oleh karena itu diharapkan
saran maupun kritik yang membangun dari pihak manapun untuk dapat
mengembangkan makalah ini lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Oxford English Dictionary
Robbins, Stephen dan Mary coulter. 2007. Management, 8th Edition. NJ: Prentice Hall.
Vocational Business: Training, Developing and Motivating People by
Richard Barrett - Business & Economics - 2003. - Page 51.
Griffin, R. 2006. Business, 8th Edition. NJ: Prentice Hall.
Online Etymology: Manage
C.S. George Jr. 1972. The History or Management Thought, ed. 2nd. Upper Saddle River, NJ. Prentice Hall. h.4
Wren, Daniel dan Arthur Bedeian. 2009. The Evolution of Management Thought
Smith, Adam. 1776. An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.
http://www.referenceforbusiness.com/management/Or-Pr/Pioneers-of-Management.html
Fayol, Henry. 1949. Administration, industrielle et generale.
Drucker, Peter. 1946. Concept of Corporation. John Day Company.
Kisah Whiz Kids
Mintzberg 1973. The Nature of Managerial Work
Robert L. Katz. Skills of an Effective Administrator
Home »
artikel
,
budi daya perairan
,
dasar manajemen
,
kuliah
,
perikanan
» MAKALAH KELOMPOK DASMEN : PENGARAHAN
MAKALAH KELOMPOK DASMEN : PENGARAHAN
Written By ARIEZman on Kamis, 18 April 2013 | 15.30
Label:
artikel,
budi daya perairan,
dasar manajemen,
kuliah,
perikanan
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !