Pengevaluasian (evaluating)^
Tahap akhir dalam rangkaian fungsi-fungsi manajemen – yang sering kali
disebut juga dengan prinsip-prinsip manajemen – adalah tahap
pengevaluasian (penilaian). Kegiatan utama pada tahap ini ialah menilai
sejuah mana prestasi kerja sudah dicapai dan apakah prestasi itu selaras
dengan standar yang telah ditetapkan atau tidak. Jadi, tahap evaluasi
merupakan indikator kemajuan atau prestasi kerja. Hasil evaluasi akan
menunjukan titik kelemahan dari suatu kegiatan yang telah dilakukan
sehingga manajer akan dapat merancang tindak perbaikan di masa
mendatang. Dalam kata lain, evaluasi merupakan paramater untuk mengukur
apakah suatu organisasi sudah mencapai tujuannya atau belum dan apakah
pencapaian itu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.
Menurut T.R. Morisson (dalam Nanang Fattah, 2003: 101) ada tiga faktor
penting dalam evaluasi, yaitu: pertimbangan (judgement), deskripsi objek
penilaian, dan kriteria yang bertanggung jawab (responsible criteria).
Hubungannya dengan manajemen pendidikan, menurut Nanang Fattah (2003: 108) tujuan evaluasi antara lain:
a. Untuk memperoleh landasan pertimbangan bagi suatu periode kerja,
apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai dan apa yang perlu
mendapat perhatian khusus.
b. Untuk menjamin cara kerja yang efektif dan efesien yang membawa
organisasi kepada penggunaan sumber daya pendidikan (manusia, tenaga,
sarana prasarana, biaya) secara efesien dan ekonomis.
c. Untuk memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan, penyimpangan
yang dapat dilihat pada aspek tertentu misalnya program tahunan dan
kemajuan belajar.
d. Agar proses pengawasan berjalan secara efektif, maka seorang
manajer perlu merumuskan standar keberhasilan dalam setiap pekerjaan
yang diawasinya. Penentuan standar mencakup kriteria untuk mengatur
pelaksanan pekerjaan. Kriteria tersebut dapat dalam bentuk kualitatif
maupun kuantitatif. Standar pelaksanaan adalah suatu pernyataan mengenai
kondisi-kondisi yang terjadi bila satu pekerjaan dikerjakan secara
memuaskan. Umumnya standar pelaksanaan bagi suatu aktifitas menyangkut
kriteria: ongkos, waktu, kuantitas dan kualitas. Dengan mengadaptasi
karya Koonts dan O’Donnel, Murdick mengemukakan lima ukuran kritis
sebagai standar: fisik, ongkos, program, pendapatan dan standar yang
tidak dapat diraba (intangible) (Nanang Fattah, 2003: 101).
Evaluasi sama pentingnya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya, yaitu
perencanaan, pengorganisasian atau pelaksanaan, pemantauan (monitoring)
dan pengendalian. Terkadang fungsi monitoring dan fungsi evaluasi, sulit
untuk dipisahkan. Penyusunan sistem dalam organisasi dan pembagian
tugas, fungsi serta pembagian peran pihak-pihak dalam organisasi,
adakalanya tidak perlu dipisah-pisah secara nyata. Fungsi manajemen
puncak misalnya, meliputi semua fungsi dari perencanaan sampai
pengendalian. Oleh karena itu, evaluasi sering dilakukan oleh pimpinan
organisasi dalam suatu rapat kerja, rapat pimpinan, atau temu muka, baik
secara reguler maupun dalam menghadapi kejadian-kejadian khusus
lainnya.
Sebagai bagian dari fungsi manajemen, fungsi evaluasi tidaklah berdiri
sendiri. Fungsi-fungsi seperti fungsi pemantauan dan pelaporan sangat
erat hubungannya dengan fungsi evaluasi. Di samping untuk melengkapi
berbagai fungsi di dalam fungsi-fungsi manajemen, evaluasi sangat
bermanfaat agar organisasi tidak mengulangi kesalahan yang sama setiap
kali.
Organisasi yang gagal mengidentifikasi kesalahan yang sama yang
dilakukan secara terus menerus, tidak akan tumbuh dan berkembang sebagai
organisasi yang unggul. Jadi secara umum, jika tidak dihadapkan pada
suatu pertanyaan mengapa perlu dilakukan evaluasi? Terdapat beberapa
jawaban seperti berikut:
1. Karena evaluasi merupakan fungsi manajemen
2. Karena evaluasi merupakan mekanisme umpan balik bagi perbaikan
3. Karena evaluasi akan dapat menghindarkan organisasi dari mengulangi kesalahan yang sama
4. Karena evaluasi akan dapat menemukan dan mengenali berbagai masalah
yang ada di dalam organisasi dan mencoba mencari solusinya.
Evaluasi adalah proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis
yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan, GAO (1992:4).
Evaluasi akan menghasilkan umpan balik dalam kerangka efektivitas
pelaksanaan kegiatan organisasi. Menurut Department of Health &
Human Services, evaluasi adalah proses untuk mengumpulkan informasi.
Sebagaimana dengan proses pada umumnya, evaluasi harus dapat
mendefinisikan komponen-komponen fase dan teknik yang akan dilakukan.
Pengertian lain dikemukakan oleh Peter H. Rossi (1993:5) menyebutkan
bahwa evaluasi merupakan suatu aplikasi penilaian yang sistematis
terhadap konsep, desain, implementasi, dan manfaat aktivitas dan program
dari suatu organisasi. Dengan kata lain, evaluasi dilakukan untuk
menilai dan meningkatkan cara-cara dan kemampuan berinteraksi organisasi
yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerjanya.
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis, pemberian nilai,
atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi
atas permasalahan yang ditemukan. Dalam berbagai hal, evaluasi dilakukan
melalui monitoring terhadap sistem yang ada. Namun demikian, evaluasi
kadang-kadang tidak dapat dilakukan dengan hanya menggunakan informasi
yang dihasilkan oleh sistem informasi pada organisasi saja.
Data dari luar organisasi akan menjadi sangat penting untuk digunakan
dalam melakukan analisis dan evaluasi. Evaluasi mungkin saja dilakukan
dengan tidak terlalu mementingkan keakuratan data yang ada, namun dengan
lebih bijaksana dalam memperoleh data, sehingga data yang hanya
berkriteria cukup dapat saja digunakan dalam pelaksanaan evaluasi.
Penggunaan data dan informasi guna melakukan evaluasi lebih
diprioritaskan pada kecepatan untuk memperoleh data dan kegunaannya.
Dengan demikian, hasil evaluasi akan lebih cepat diperoleh dan tindakan
yang diperlukan untuk perbaikan dapat segera dilakukan.
Klasifikasi evaluasi dapat dilakukan berdasarkan pada:
1. Apa yang dievaluasi.
2. Tujuan evaluasi.
3. Fokus evaluasi.
4. Metode evaluasi.
5. Pendekatan evaluasi.
6. Lingkup atau tataran yang dievaluasi.
7. Orientasinya.
Berdasarkan apa yang dievaluasi, evaluasi dapat dibagi ke dalam beberapa
kelompok:
• Evaluasi kegiatan.
• Evaluasi program.
• Evaluasi kebijakan.
• Evaluasi pengelolaan keuangan.
• Evaluasi pengelolaan sumber daya manusia.
• Evaluasi terhadap sistem dan governance.
• Evaluasi terhadap struktur, mekanisme dan prosedur.
• Evaluasi efisiensi, efektivitas, kehematan, kelayakan.
Penggolongan evaluasi berdasarkan tujuan evaluasi dapat meliputi :
• Evaluasi untuk tujuan tertentu, misalnya: untuk mempelajari fakta dan
kemungkinan perbaikannya, untuk meningkatkan akuntabilitas, untuk
meningkatkan kinerja.
• Goal free evaluation atau evaluasi untuk mencari peluang perbaikan yang tidak ditetapkan terlebih dahulu.
Berdasarkan fokus evaluasinya pekerjaan evaluasi dapat dibagi ke dalam
lima kelompok:
• Input evaluation
• Process evaluation
• Output evaluation
• Outcomes evaluation
• Impact evaluation.
Berdasarkan pendekatannya, evaluasi dapat dibagi ke dalam:
•Evaluasi semu
•Evaluasi formal
•Evaluasi keputusan teoretis
Berdasarkan orientasinya, evaluasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori sebagai berikut:
• Evaluasi yang proaktif (Proactive evaluation)
• Evaluasi yang klarifikatif (Clarificative evaluation)
• Evaluasi interaktif (Interactive evaluation)
• Evaluasi monitoring (Monitoring evaluation)
• Evaluasi dampak (Impact evaluation)
Berikut ini penjelasan masing-masing kategori :
• Evaluasi yang proaktif (Proactive evaluation)
Evaluasi proaktif ini dapat dilakukan sebelum suatu kebijakan/program ditetapkan. Pendekatan-pendekatan kunci :
1. Perkiraan kebutuhan.
2. Review riset.
3. Review : praktik-praktik terbaik (best practices)
Dalam pencarian bukti-bukti dapat digunakan teknik-teknik: DELPHI,
Customer Satisfaction Survey, Nominal Group Forum, Konsep Mapping, Focus
Group.
•Evaluasi yang klarifikatif (Clarificative evaluation).
Evaluasi klarifikatif ini berfokus pada klarifikasi struktur internal
dan fungsi dari suatu program dan kebijakan. Pendekatan-pendekatan kunci
:
1. Evaluability assessment.
2. Logic development.
3. Acreditation.
Pendekatan ini cocok untuk program yang mulai dilaksanakan.
•Evaluasi interaktif (Interactive evaluation).
Evaluasi interaktif ini dapat digunakan untuk memperoleh informasi atas
implementasi program. Pendekatan penting yang bisa dipakai :
1. Evaluasi responsive
2. Riset tindakan
3. Evaluasi pengembangan
4. Evaluasi pemberdayaan
•Evaluasi monitoring (Monitoring evaluation).
Evaluasi monitoring ini sangat tepat digunakan ketika program sudah
dalam pelaksanaan. Evaluasi ini sudah melibatkan pengembangan sistem
untuk pemantauan kemajuan program. Indikator kinerja kuantitatif sudah
harus digunakan sebagai alat untuk
mengorganisasikan data dalam evaluasi monitoring. Pendekatan-pendekatan utama yang dapat dipakai :
1. Component analysis.
2. Pengukuran kinerja (Performance assessment).
3. System analysis.
•Evaluasi dampak (Impact evaluation).
Evaluasi ini digunakan untuk menilai hasil dan dampak program yang sudah
mapan. Evaluasi ini dapat digunakan untuk membuat keputusan tentang
penghargaan, atau kemanfaatan program. Evaluasi ini disebut juga
evaluasi sumatif (Sumative evaluation). Pendekatan yang dapat dipakai :
1. Evaluasi yang berdasarkan sasaran
2. Studi proses-outcome
3. Evaluasi berdasarkan kebutuhan (Needs-based evaluation)
4. Goal-free evaluation (termasuk mengevaluasi dampak yang bersifat
positif dan negatif (unintended impact) dan tidak hanya outcome semata).
5. Performance audit.
Suatu evaluasi dilaksanakan dengan berbagai alasan, yaitu :
1. Untuk memberikan penilaian terhadap pelaksanaan aktivitas dan program organisasi
2. Mengestimasi manfaat usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan aktivitas.
3. Untuk mengembangkan program-program dan teknik baru bagi peningkatan kinerja.
4. Untuk meningkatkan efektivitas manajemen pelaksanaan kegiatan.
5. Untuk meyakinkan bahwa akuntabilitas kinerja organisasi cukup memadai.
Alasan perlunya evaluasi dalam suatu proses implementasi akuntabilitas adalah :
1. Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan pengelolaan aktivitas organisasi yang lebih baik.
2. Untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja organisasi.
3. Untuk memberikan informasi yang lebih memadai dalam menunjang proses pengambilan keputusan.
4. Meningkatkan pemanfaatan alokasi sumber daya yang tersedia,
5. Sebagai dasar peningkatan mutu informasi mengenai pelaksanaan kegiatan organisasi.
6. Mengarahkan pada sasaran dan memberikan informasi kinerja.
Evaluasi terhadap kebijakan/program ataupun kegiatan organisai tidaklah
selalu mudah dan murah. Kemudahan dan harga yang dibayar inilah yang
menjadi pertimbangan utama dalam menentukan ruang lingkup evaluasi
terhadap suatu permasalahan. Pendekatan ini lebih cenderung pada teknis
ekonomis belaka, meskipun manajemen yang pragmatis tentu tidak bisa
mengabaikannya. Bagaimana jika pertimbangan lain, misalnya, sosial
ekonomis ? Sudah tentu ruang lingkupnya menjadi berubah dan semakin
meluas.
Ukuran-ukuran yang dipakai dalam pendekatan teknis ekonomis lebih kepada
biaya dan manfaat, sehingga analisis biaya dan manfaat menjadi sangat
penting. Lain halnya jika pendekatan yang dipakai sudah ke arah sosio
ekonomis, maka pertimbangan dan ukuran lebih mengarah tidak hanya ke 3 E
(ekonomis, efisien dan efektif), tetapi juga sudah kepada ke 2 E
lainnya, yaitu ekuitas (kesamaan, kecukupan dan keadilan) serta
excellent services (pelayanan prima).
Sebagai simpulan tujuan evaluasi sangat tergantung dari kebijakan
pimpinan organisasi yang diberi wewenang untuk melakukan evaluasi dengan
mempertimbangkan berbagai kendala yang ada. Evaluasi yang dilakukan
oleh pihak luar harus secara eksplisit menyatakan tujuan evaluasi
tersebut secara jelas, sehingga dapat didesain suatu evaluasi yang
secara pragmatis dapat mencapai tujuan-tujuan itu
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti
tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu atau dapat diartikan
sebagai tindakan atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang
ada hubungannya dengan pendidikan. Dalam bahasa Arab evaluasi dikenal
dengan istilah imtihan yang berarti ujian. Dan dikenal pula dengan
istilah khataman sebagai cara menilai hasil akhir dari proses
pendidikan.]
Dari segi istilah evaluasi dapat diartikan sebagai proses membandingkan
situasi yang ada dengan kriteria terentu karena evaluasi adalah proses
mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam
rangka membuat keputusan.
Dalam arti luas evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh,
dan menyediakan informasi yang sanagat diperlukan untuk membuat
alternatif-alternatif keputusan.(Mehrens & Lehmann, 1978:5 dalam M.
Ngalim Purwanto 1984 hlm.3). Sesuai dengan pengertian tersebut maka
setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang
sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data; berdasarkan
data tersebut kemudian dicoba membuat keputusan. Sudah barang tentu
informasi atau data yang dikumpulkan itu haruslah data yang sesuai dan
mendukung tujuan evaluasi yang direncanakan.(M.Ngalim Purwanto,1984
hlm.3)
Berdasarkan pengertian di atas, evaluasi merupakan serangkaian kegiatan
yang dirancang untuk mengukur keefektifan sistem belajar mengajar di
dalam kelas. Pembelajaran yang merupakan sistem itu terdiri atas dua
macam yaitu evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil
pembelajaran.
Lebih lanjut tentang: Pengertian Evaluasi dalam Pengajaran
Home »
artikel
,
budi daya perairan
,
dasar manajemen
,
kuliah
» MAKALAH KELOMPOK DASMEN : PENGEVALUASIAN
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !